Berangkat dari analisa tentang ancaman, kerentanan dan kemampuan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan suatu kawasan di dunia yang berisiko tinggi terhadap bencana. Hypermarket bencana sebuah istilah yang pantas di sandang oleh wilayah negeri ini. Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana (PRB) merupakan hal penting dan mendesak bagi pembangunan berkelanjutan (suitainable development). Namun pemahaman PRB masih merupakan sebuah berita belaka dan belum menjadi salah satu pilihan bagi pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana di Indonesia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebuah Badan yang telah dibentuk melalui UU No. 24 Tahun 2007 mengambil inisiatif untuk menggelar kegiatan Seminar Nasional Pengurangan Risiko Bencana Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah di Universitas Jember pada tanggal 4-5 Juni 2009.
Seminar yang dihadiri oleh Pemkab/Pemkot seluruh Indonesia dan lembaga pusat studi bencana berbagai universitas ini mencoba untuk menyatukan pemahaman akan PRB untuk merekontruksi perencanaan pembangunan daerah agar selalu memperhitungkan manajemen risiko dan krisis ke dalam kebijakan pembangunan pemerintah daerah.
Narasumber dengan berbagai latar belakang keilmuan dari perguruan tinggi (Pusat Studi Bencana) dan juga berbagai sektor penjuru (focal point) kebencanaan di Indonesia telah memaparkan berbagai cara dan metode yang terbagi dalam 4 sesi : Kebijakan PRB dan Penanggulangan Bencana, Manajemen Resiko, Studi Kasus Kebencanaan di Jawa Timur, dan Pembelajaran Penataan Ruang dalam PRB. Perwakilan dari Donor Internasional seperti UNDP, JICA, UN DRR dan AIFDR juga memberikan dorongan melalui paparan pada fokus masing-masing donor.
Selain Kepala dan sejumlah pejabat BNPB, seminar ini dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, perwakilan 9 (Sembilan) BPBD dan Bappeda Provinsi, perwakilan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, perwakilan dinas/instansi Kabupaten Jember dan sekitarnya, perwakilan Universitas Jember, perwakilan Forum Perguruan Tinggi, perwakilan Kementerian dan Lembaga, perwakilan Donor/Internasional, dan Media cetak/elektronik dengan jumlah ± 250 peserta. Peserta begitu aktif mendiskusikan berbagai upaya dan permasalahan dalam implementasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dari mulai permasalahan legislasi, anggaran, kelembagaan, kebijakan, ketrampilan dan kearifan lokal. Di samping itu Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) merupakan satu-satunya organisasi masyarakat yang mendapat undangan mengikuti seminar skala nasional ini. Untuk itu FPBI menyampaikan apresiasi kepada Bapak Dr. Syamsul Maarif, Msi selaku Kepala BNPB untuk selalu mengikutsertakan masyarakat sipil ke dalam upaya-upaya PRB maupun penanggulangan bencana ke depan.
FPBI menyambut positif hasil seminar nasional tersebut demi pelaksanaan penanggulangan bencana (PB) yang lebih baik ke depan nantinya. Mengingat PB selama ini masih menyisakan permasalahan yang dilematis bagi masyarakat di kawasan rawan bencana. Di perlukan kebijakan-kebijakan PRB yang lebih sinergis antara seluruh pemangku kepentingan dan komprehensif dengan selalu menempatkan masyarakat sebagai subyek sekaligus sasaran utama penanggulangan bencana di Indonesia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebuah Badan yang telah dibentuk melalui UU No. 24 Tahun 2007 mengambil inisiatif untuk menggelar kegiatan Seminar Nasional Pengurangan Risiko Bencana Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah di Universitas Jember pada tanggal 4-5 Juni 2009.
Seminar yang dihadiri oleh Pemkab/Pemkot seluruh Indonesia dan lembaga pusat studi bencana berbagai universitas ini mencoba untuk menyatukan pemahaman akan PRB untuk merekontruksi perencanaan pembangunan daerah agar selalu memperhitungkan manajemen risiko dan krisis ke dalam kebijakan pembangunan pemerintah daerah.
Narasumber dengan berbagai latar belakang keilmuan dari perguruan tinggi (Pusat Studi Bencana) dan juga berbagai sektor penjuru (focal point) kebencanaan di Indonesia telah memaparkan berbagai cara dan metode yang terbagi dalam 4 sesi : Kebijakan PRB dan Penanggulangan Bencana, Manajemen Resiko, Studi Kasus Kebencanaan di Jawa Timur, dan Pembelajaran Penataan Ruang dalam PRB. Perwakilan dari Donor Internasional seperti UNDP, JICA, UN DRR dan AIFDR juga memberikan dorongan melalui paparan pada fokus masing-masing donor.
Selain Kepala dan sejumlah pejabat BNPB, seminar ini dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, perwakilan 9 (Sembilan) BPBD dan Bappeda Provinsi, perwakilan Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, perwakilan dinas/instansi Kabupaten Jember dan sekitarnya, perwakilan Universitas Jember, perwakilan Forum Perguruan Tinggi, perwakilan Kementerian dan Lembaga, perwakilan Donor/Internasional, dan Media cetak/elektronik dengan jumlah ± 250 peserta. Peserta begitu aktif mendiskusikan berbagai upaya dan permasalahan dalam implementasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dari mulai permasalahan legislasi, anggaran, kelembagaan, kebijakan, ketrampilan dan kearifan lokal. Di samping itu Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) merupakan satu-satunya organisasi masyarakat yang mendapat undangan mengikuti seminar skala nasional ini. Untuk itu FPBI menyampaikan apresiasi kepada Bapak Dr. Syamsul Maarif, Msi selaku Kepala BNPB untuk selalu mengikutsertakan masyarakat sipil ke dalam upaya-upaya PRB maupun penanggulangan bencana ke depan.
FPBI menyambut positif hasil seminar nasional tersebut demi pelaksanaan penanggulangan bencana (PB) yang lebih baik ke depan nantinya. Mengingat PB selama ini masih menyisakan permasalahan yang dilematis bagi masyarakat di kawasan rawan bencana. Di perlukan kebijakan-kebijakan PRB yang lebih sinergis antara seluruh pemangku kepentingan dan komprehensif dengan selalu menempatkan masyarakat sebagai subyek sekaligus sasaran utama penanggulangan bencana di Indonesia.
Kita dorong trus mudah2 mudahan smua bencana diIndonesia dapat ditangani dengan baik dan tepat.
BalasHapusMelalui mainstream Pengurangan Risiko Bencana...mudah-mudahan tercipta Masyarakat Tahan Bencana...di Indonesia...biar lebih sejahtera dan Makmur...
BalasHapus